Tapi apakah yang lebih utama membaca al-Quran dengan menggerakkan lisan saja tanpa suara
atau membacanya dengan mengeraskan suara?
Sekarang kamu dapat menemukan sebagian orang
yang banyak membaca al-Quran, tapi saat ia membaca dari mushaf, kamu tidak mendengar suaranya,
padahal ia menggerakkan lisannya.
Ini termasuk membaca, dan ia mendapat pahala darinya.
Namun, mana yang lebih baik? Membaca hanya dengan menggerakkan lisan, tanpa suara
atau membaca dengan disertai suara? Ya?
Bagus! Lebih baik disertai suara,
tapi suaranya tidak keras agar tidak mengganggu orang yang ada di kanan dan kirinya.
Hal ini karena jika membaca tanpa disertai suara, bagaimana ia dapat memperindah bacaan al-Quran?!
Bagaimana ia dapat membaca al-Quran dengan tartil?!
Allah Ta’ala berfirman, “Bacalah al-Quran dengan tartil.” (QS. Al-Muzzammil: 4). Bagaimana ia membaca dengan tartil, sedangkan bacaannya tidak bersuara?
Ia tidak mengeraskan suaranya saat membaca al-Quran.
Bagaimana ia dapat mentartilkannya?
Lalu bagaimana juga ia dapat memperindah bacaan al-Quran jika tanpa suara?
Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukan golongan kami, orang yang tidak memperindah bacaan al-Quran.” (HR. Bukhari)
Dalam hadis lain disebutkan, “Hiasilah al-Quran dengan suara kalian!” (HR. Abu Daud)
Bagaimana ia dapat memperindah bacaan?
Selain itu, para malaikat juga menyimak orang yang membaca al-Quran.
Mereka menyimak bacaannya, sebagaimana disebutkan dalam hadis sahih.
Bagaimana mereka akan mendengarkannya, sedangkan ia tidak mengeraskan suaranya?!
Jadi, yang lebih baik adalah mengangkat suaranya sedikit
dengan kadar yang tidak mengganggu orang yang ada di kanan dan kirinya.
Jadi, ada dua golongan berlebihan dan satu golongan pertengahan.
Ada sebagian orang yang tidak terdengar suaranya saat membaca al-Quran.
Orang ini melewatkan keutamaan membaca dengan tartil dan memperindah suara,
serta beberapa sunah lain yang ada dalam membaca al-Quran.
Sebaliknya, ada orang yang mengeraskan suaranya sehingga mengganggu orang-orang yang salat di sekitarnya.
Ini juga salah,
karena dapat mengganggu kaum Muslimin.
Yang seharusnya adalah mengeraskan suaranya dengan kadar yang tidak mengganggu orang di sekitarnya.
Ya?
Hadis, “Orang yang membaca al-Quran dengan pelan seperti orang sedekah secara rahasia; dan orang yang membaca dengan keras seperti orang yang sedekah terang-terangan.” (HR. An-Nasai)
Pertama, sanadnya diperselisihkan, sebagian ulama menganggapnya lemah.
Seandainya itu sahih, maka makna membaca dengan pelan yakni dengan suara yang tidak keras.
Bacaannya tidak keras sekali sehingga dapat mengganggu orang lain.
Karena dalil-dalil yang ada menunjukkan bahwa yang dituntut dari pembaca al-Quran adalah tartil.
Yang diminta darinya adalah melagukan dan membaguskan suara.
Yang diminta darinya adalah memperindah suara saat membaca.
Ini semua tidak dapat tercapai kecuali jika ia membaca dengan disertai suara.
====
لَكِنْ هَلِ الْأَفْضَلُ أَنْ يَقْرَأَ بِتَحْرِيكِ اللِّسَانِ مِنْ غَيْرِ صَوْتٍ
أَوْ أَنْ يَقْرَأَ مَعَ رَفْعِ الصَّوْتِ؟
الْآنَ يَعْنِي تَجِدُ بَعْضَ النَّاسِ
كَثِيرَ الْقِرَاءَةِ لِلْقُرْآنِ لَكِنْ مَعَ الْمُصْحَفِ مَا تَسْمَعُ الصَّوْتَ
وَهُوَ يُحَرِّكُ لِسَانَهُ
هَذِهِ تُعْتَبَرُ قِرَاءَةً وَيُؤْجَرُ عَلَيْهَا
لَكِنْ أَيُّهُمَا أَفْضَلُ؟ أَنْ يَقْرَأَ مُحَرِّكَ اللِّسَانِ مِنْ غَيْرِ صَوْتٍ
أَوْ يَصْحَبُ هَذِهِ الْقِرَاءَةَ الصَّوْتُ نَعَمْ؟
أَحْسَنْتَ يَصْحَبُهَا صَوْتٌ
لَكِنْ يَكُونُ الصَّوْتُ غَيْرَ مُرْتَفِعٍ بِحَيْثُ يُؤْذِيْ مَنْ عَنْ يَمِينِهِ وَيَسَارِهِ
وَذَلِكَ لِأَنَّهُ إِذَا لَمْ يَصْحَبْهَا صَوْتٌ كَيْفَ يَكُونُ التَّغَنِّي بِالْقُرْآنِ؟
كَيْفَ يَكُونُ تَرْتِيلُ الْقُرْآنِ؟
وَاللهُ تَعَالَى يَقُولُ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا كَيْفَ يُرَتِّلُ الْقُرْآنَ وَهُوَ لَيْسَ عِنْدَهُ الصَّوْتُ عِنْدَ التِّلَاوَةِ
مَا يَرْفَعُ صَوْتَهُ عِنْدَ التِّلَاوَةِ
كَيْف يُرَتِّلُ الْقُرْآنَ عِنْدَ التِّلَاوَةِ؟
ثُمَّ أَيْضًا كَيْفَ يَتَغَنَّى بِالْقُرْآنِ مِنْ غَيْرِ صَوْتٍ؟
وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ
الْحَدِيثُ الْآخَرُ زَيِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ
كَيْفَ يَكُونُ التَّغَنِّي؟
ثُمَّ أَيْضًا الْمَلَائِكَةُ تَسْتَمِعُ لِمَنْ يَتْلُو الْقُرْآنَ
تَسْتَمِعُ لَهُ كَمَا وَرَدَ فِي الْحَدِيثِ الصَّحِيحِ
فَكَيْفَ تَسْتَمِعُ لَهُ وَهُوَ لَمْ يَرْفَعْ صَوْتَهُ؟
فَالْأَفْضَلُ أَنْ يَرْفَعَ صَوْتَهُ قَلِيلًا
بِالْقَدْرِ الَّذِي لَا يُشَوِّشُ عَلَى مَنْ عَنْ يَمِينِهِ وَيَسَارِهِ
فَيَعْنِي هُنَاكَ طَرَفَانِ وَوَسَطٌ
هُنَاكَ بَعْضُ النَّاسِ لَا تَسْمَعُ لَهُ صَوْتًا
وَهَذَا يَفُوتُهُ التَّرْتِيْلُ وَالتَّغَنِّي
وَيَعْنِي بَعْضُ السُّنَنِ الْوَارِدَةِ فِي التِّلَاوَةِ
وَعَلَى عَكْسِهِمْ مَنْ يَرْفَعُ صَوْتَهُ رَفْعًا يُؤْذِيَ مَنْ حَوْلَهُ مِنَ الْمُصَلِّينَ
هَذَا أَيْضًا خَطَأٌ
لِأَنَّ هَذِهِ فِيهِ أَذِيَّةٌ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمَطْلُوبُ أَنْ يَرْفَعَ صَوْتَهُ بِالْقَدْرِ الَّذِي لَا يُؤْذِي مَنْ حَوْلَهُ
نَعَمْ؟
حَدِيثُ الْمُسِرُّ بِالْقُرْآنِ كَالْمُسِرِّ بِالصَّدَقَةِ وَالْجَاهِرُ بِالْقُرْآنِ كَالْجَاهِرِ بِالصَّدَقَةِ
أَوَّلًا فِي سَنَدِهِ مَقَالٌ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ يُضَعِّفُهُ
وَلَوْ ثَبَتَ فَالْمَقْصُودُ أَنَّهُ يُسِرُّ يَعْنِي بِصَوْتٍ لَا يَرْفَعُ
لَيْسَ فِيهِ رَفْعٌ لَيْسَ فِيهِ رَفْعٌ بِحَيْثُ يُؤْذِي الْآخَرِيْنَ
لِأَنَّ الْأَدِلَّةَ أَيْضًا تَدُلُّ عَلَى أَنَّ الْمَطْلُوبَ مِنْ قَارِئِ الْقُرْآنِ التَّرْتِيْلُ
وَالْمَطْلُوبُ هُوَ التَّغَنِّي وَالْمَطْلُوبُ هُوَ تَحْسِيْنُ الصَّوْتِ
وَالْمَطْلُوبُ هُوَ تَزْيِيْنُ الصَّوْتِ بِالتِّلَاوَةِ
هَذِهِ كُلُّهَا لَا تَتَحَقَّقُ إِلَّا إِذَا صَحِبَ التِّلَاوَةَ صَوْتٌ